Jika membicarakan penggunaan media massa dalam penyuluhan, yang patut dipertimbangkan adalah peranan dalam program penyuluhan dan penggunaannya secara efektif. Yang penting adalah efek yang diharapkan dan cara menggunakannya untuk menjamin agar arti pesan menjadi jelas. Surat kabar, majalah, radio dan televisi merupakan media yang paling murah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Walaupun demikian, perlu diamati pengaruhnya sebelum diputuskan penggunaanya dalam penyuluhan. Media penting untuk menyadarkan akan adanya inovasi disamping untuk mendorong minat. Walaupun demikian, media tampaknya hanya menunjukkan bahwa media massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku.
Media massa dapat memenuhi beberapa fungsi di dalam masyarakat dan turut berperan mengubah masyarakat tersebut yang mencakup:
- Menentukan Jadwal Diskusi Yang Penting
Sebagai contoh, media memberi perhatian terhadap masalah yang dihadapi masyarakat saat terjadi kelaparan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Majalah pertanian dan program siaran radio pedesaan juga dapat memainkan peran penting dalam mendorong petani untuk membicarakan masalah demikian dengan penyuluh / pemuka desa.
2. Mengalihkan Pengetahuan
Pengetahuan akan berhasil dialihkan bilamana sesuai dengan kebutuhan. Gagasan baru yang disebar melalui media lebih cepat diterima jika berkaitan dengan pengetahuan yang ada, daripada melakukan modifikasi terhadap pengetahuan. beberapa macam pengetahuan dapat dialihkan melalui media, sedangkan pengetahuan dan keterampilan yang lain tidaklah demikian.
3. Membentuk dan Mengubah Pendapat
Media massa dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan pendapat bila anggota masyarakat belum memiliki pandangan yang kuat mengenai isu tertentu. Media juga akan memperoleh pengaruh penting dalam perubahan pendapat bila posisi yang diajukan hanya berbeda sedikit dengan pendapat baru.
4. Mengubah Perilaku
Media massa dapat digunakan untuk mengubah pola perilaku, terutama yang kecil dan relatif kurang penting, atau perubahan untuk memenuhi keinginan yang ada. Periklanan sangat berhasil dengan cara ini.
Secara umum pemanfaatan media dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian terbilang rendah. Secara khusus meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi, namun pemanfaatan media massa rendah, disebabkan oleh keterbatasan dalam kepemilikan media komunikasi dan informasi, dan kurang maksimalnya dukungan keluarga.
Rendahnya pemanfaatan media massa terutama dalam pemanfaatan koran, buku, radio, dan internet. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang, sedangkan televisi meskipun pemanfaatannya tinggi tetapi subtansinya kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan.
Pemanfaatan media terprogram dalam katagori sedang. Hal ini terlihat dari pertemuan antar penyuluh tinggi, namun pemanfaatan media terprogram lainnya yaitu pelatihan dan pendidikan formal lanjutan rendah. Meskipun tingkat pendidikan formal tinggi, namun pemanfaatan media rendah, tidak sebanding dengan tuntutan klien yang terus meningkat. Rendahnya pemanfaatan media lingkungan ini terutama terjadi dalam mengamati lingkungan alam dan lingkungan usaha pertanian, sedangkan pendalaman inovasi mandiri dalam katagori sedang.
Kompetensi penyuluh pertanian tergolong rendah, terutama dalam : pengelolaan kewirausahaan, pengelolaan pembaharuan, dan pemandu sistem pengelolaan pelatihan, pengelolaan pembelajaran, dan pengelolaan komunikasi inovasi termasuk dalam katagori sedang.
Kompetensi penyuluh ini dipengaruhi oleh rendahnya intensitas pelatihan dan lemahnya dukungan lembaga penyuluhan dalam menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kompetensi ini adalah pendalaman inovasi mandiri, motivasi, pemanfaatan majalah, pertemuan antar penyuluh, dan umur penyuluh yang mendekati pensiun (tua).
Strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media ditempuh melalaui pemanfaatan media massa, media terprogram, dan media lingkungan secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang digunakan yaitu majalah yang secara berkelanjutan subtansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui siaran televisi yang dirancang khusus untuk pembangunan perdesaan.
Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui pendekatan-pendekatan : peningkatan pendidikan formal lanjutan, peningkatan intensitas pertemuan, serta peningkatan intensitas dan kualitas pelatihan. Pemanfaatan media lingkungan ditempuh melalui pengkondisian lingkungan yang kondusif yaitu memfasilitasi kemudahan penyuluh dan partisipasi petani untuk melakukan uji coba inovasi dan memanfaatkan berbagai media belajar untuk pendalaman inovasi.
Penelitian yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan kompetensi penyuluh tidak cukup hanya mengandalkan media terprogram (pendidikan formal atau pelatihan konvensional) saja, akan tetapi perlu memanfaatkan media massa dan media lingkungan. Ternyata media yang paling kuat mempengaruhi kompetensi penyuluh adalah media lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terutama tentang karakteristik dan model pemanfaatan media lingkungan dalam mempercepat peningkatan kompetensi penyuluh.
Terkait tingginya potensi media televisi sebagai media yang dapat digunakan untuk peningkatan kompetensi penyuluh, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama secara operasional tentang pengembangan subtansi dan format acara, sistem penyiaran, dan kerjasama yang bisa saling menguntungkan berbagai pihak terkait dalam pengembangan siaran televisi pembangunan perdesaan. Hasil penelitian ini diketahui pula masih ada variabel-variabel lain yang belum dimasukkan dalam model tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sasaran yang lebih luas.
Kesadaran penyuluh perlu ditingkatkan untuk terus belajar dalam meningkatkan kompetensinya sesuai tuntutan masyarakat. belajar adalah tuntutan profesi bagi penyuluh pertanian. Belajar ini tidak hanya melalui pendidkan formal atau pelatihan saja, tetapi banyak media lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh, terutama media massa dan media lingkungan.
Selain itu penyuluh perlu lebih peka membaca kebutuhan lingkungan. Materi penyuluhan tidak hanya didasarkan pada hasil penelitian atau inovasi saja, tetapi perlu diselaraskan dengan kebutuhan dan potensi petani di lapangan.